
Program e-Smart IKM (Industri Kecil dan Menengah) tengah ramai disosialisasikan beberapa waktu terakhir. Program pemberdayaan IKM yang ditujukan untuk memacu IKM Indonesia berperan dalam Revolusi Industri 4.0 ini kini hadir di 22 provinsi.
Program e-Smart IKM merupakan sistem basis data IKM nasional yang tersaji dalam bentuk profil industri, sentra, dan produk. Data itu akan diintegrasikan dengan marketplace yang telah ada dengan tujuan untuk semakin meningkatkan akses pasar IKM melalui internet marketing.
Workshop Program e-Smart IKM
Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih mengatakan bahwa workshop e-Smart IKM akan terus diselenggarakan di berbagai provinsi di Indonesia. Hingga saat ini, program tersebut telah dilaksanakan di 22 provinsi dengan melibatkan beberapa stakeholders. Mereka adalah Bank Indonesia, BNI, Google, iDeA, Kementerian Kominfo dan pemerintah daerah.
Sejak diluncurkan pada 27 Januari 2017 lalu, workshop e-Smart IKM telah diikuti sebanyak 2.900 IKM. Nilai transaksi online yang terjadi melampaui Rp 600 juta. Pada tahun 2018, ditargetkan peserta e-Smart IKM mampu bertambah menjadi 4.000 IKM dari seluruh Indonesia.
Di tengah tren ekonomi digital yang berkembang pesat, IKM Indonesia semakin didorong untuk aktif dalam memasarkan produknya melalui perdagangan online. Dalam hal ini, Kemenperin telah bekerja sama dengan marketplace dalam negeri, seperti Bukalapak, Tokopedia, Shopee, BliBli, Blanja.com, Ralali, dan Gojek Indonesia.
Kerjasama dengan berbagai pihak
Melalui berbagai kerja sama yang telah dilakukan, diharapkan akan terjadi sinergi dalam pengembangan dan pembinaan IKM yang mengarah pada one stop solution. Contohnya kolaborasi dengan Google. Pengembangan kemampuan IKM dalam pemanfaatan fitur-fitur pada aplikasi Google untuk promosi produk dan pengembangan bisnis online.
IKM Indonesia harus update dengan teknologi, sesuai program prioritas Making Indonesia 4.0. Untuk itu, Kemenperin berupaya melakukan edukasi pentingnya teknologi digital, manajemen keuangan yang baik, serta produk yang memenuhi standard sebagai implementasi era industri 4.0.
Gati meyakini, sentuhan teknologi pada sarana dan prasarana IKM, khususnya dalam proses produksi akan meningkatkan kapasitas produksi, mengefisienkan penggunaan energi, mengendalikan kualitas produk sehingga konsistensi mutu produk bisa terjamin serta meminimalkan efek negatif dari suatu proses produksi.
Baca Juga : Potensi IKM Indonesia
Untuk mengetahui contoh kerajinan tangan lainnya klik link : Mariberkarya.
Kami Percaya bahwa Orang Indonesia Memiliki Kreativitas untuk Membuat Karya yang Berkualitas.
Tetap Belajar, Terus Berkarya dan Selalu Bersinergi.
Mariberkarya, Ini Karya Kita