
Potensi IKM Indonesia – Industri kecil dan menengah (IKM) merupakan salah satu sektor industri yang sangat berperan penting dalam memacu pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Jumlah IKM di Indonesia ada sebanyak 4,59 juta unit usaha yang tersebar di seluruh wilayah dengan menyerap tenaga kerja lebih dari 10,57 juta orang.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Ngakan Timur Antara mengatakan bahwa IKM mampu berkontribusi terhadap nilai output industri nonmigas hingga 20,26 persen. Hasil ini menjadikan IKM masuk ke dalam 10 prioritas nasional dalam inisiatif Making Indonesia 4.0.
Penggunaan teknologi juga merupakan salah satu faktor penting untuk mendongkrak kekuatan potensi IKM Indonesia agar menghasilkan produk yang lebih kompetitif di tingkat nasional maupun global. Hal itu juga berguna untuk mendorong terciptanya inovasi sejalan dengan implementasi di era revolusi industri 4.0
IKM juga turut serta dalam mewujudkan kemandirian ekonomi, produktivitas dan daya saing di pasar internasional serta membangun daerah dan pedesaan. Pemerintah sadar akan potensi IKM Indonesia sehingga banyak upaya pengembangan industri nasional agar lebih berdaya saing global. Hal itu dilakukan melalui berbagai instrumen, baik berupa kebijakan maupun dukungan sarana dan prasarana industri. Dalam hal ini, termasuk juga fokus kepada sektor IKM.
Dana Kemitraan Peningkatan Teknologi Industri (DAPATI)
Kemenperin memiliki program Dana Kemitraan Peningkatan Teknologi Industri (DAPATI) yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan IKM dalam pengembangan dan penerapan teknologi industri. Program ini dilaksanakan melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan Intelektual.
Program DAPATI memberikan bantuan pendanaan berupa biaya yang diperlukan untuk pelayanan jasa konsultansi teknis. Hal ini berguna untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi IKM, sehingga meningkatkan efisiensi, produktivitas, nilai tambah, daya saing dan kemandirian. Sony Sulaksono selaku Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan Intelektual Kemeneperin berharap program ini dapat meningkatan potensi IKM Indonesia.
Bentuk Bantuan DAPATI
Bentuk bantuan jasa konsultansi teknis tersebut mengacu pada skema kemitraan. IKM turut membiayai proyek tersebut dengan skema 75 dan 25. 75% pembiayaan pemerintah melalui dana bantuan berupa jasa konsultansi teknis dan 25% pembiayaan pelaku IKM.
Dalam lima tahun terakhir, sebanyak 25 IKM yang tersebar di seluruh Indonesia telah merasakan benefit dari program DAPATI. Ada IKM garam di Aceh yang mendapatkan jasa konsultansi peningkatan proses produksi garam melalui Balai Riset dan Standardisasi Aceh. Ada juga IKM Keramik Hias di Bandung yang mendapat jasa konsultansi peningkatan produktivitas dan daya saing produk keramik hias melalui Balai Besar Keramik.
Di Yogyakarta juga ada IKM Batik yang mendapat jasa konsultansi pengembangan produk desain batik melalui Balai Besar Kerajinan dan Batik. Ada pula IKM Cokelat di Makassar yang mendapat jasa konsultansi peningkatan mutu produk cokelat dengan perbaikan proses tempering melalui Balai Besar Industri Hasil Perkebunan.
Pada 2018 ini sedang dilaksanakan bantuan jasa konsultansi dan bimbingan teknis melalui program DAPATI kepada lima IKM. IKM tersebut meliputi IKM pengolahan teh serai di Tenggarong, IKM manisan terong di Tanah Laut, IKM cokelat di Bali, IKM kopi di Malinau, dan IKM Batik di Bulungan. Potensi IKM Indonesia ini tentunya diharapkan bisa membawa dampak positif bagi Indonesia.
Baca Juga :Â
Industri Kerajinan Indonesia Menyerap 1,32 Juta Tenaga KerjaÂ
Untuk mengetahui produk-produk kerajinan tangan lainnya klik link : Mariberkarya.
Kami Percaya bahwa Orang Indonesia Memiliki Kreativitas untuk Membuat Karya yang Berkualitas.
Tetap Belajar, Terus Berkarya dan Selalu Bersinergi.
Mariberkarya, Ini Karya Kita