
Pengusaha Kerajinan Tangan yang Sukses karena barang bekas di Indonesia banyak sekali. Sebagian besar dari mereka memanfaatan barang bekas sebagai bahan utama kerajinan tangan yang mereka buat. Bagi sebagian besar orang, barang bekas adalah barang yang tidak berguna. Kita cenderung akan membuangnya daripada menyimpannya. Tapi barang bekas juga bisa disulap menjadi uang puluhan hingga ratusan juta lho. Mau tau Caranya ?
Pengusaha Kerajinan Tangan yang Sukses
Pada kesempatan kali ini aku akan membahas tentang Pengusaha Kerajinan Tangan yang Sukses karena barang bekas. Di Indonesia banyak sekali orang yang ingin menjadi pengusaha, tapi banyak alasan. Tidak punya modal, takut barang jualannya tidak laku, takut rugi, takut ditiru orang, dll. Apalagi pengusaha di bidang kerajinan tangan. Banyak sekali orang yang menganggap sebelah mata kerajinan tangan Indonesia. Padahal di luar sana banyak juga pengusaha kerajinan tangan Indonesia yang sukses lho. Siapa saja mereka, berikut contohnya :
Wastraloka
Berawal dari orang tua yang kolektor batik antik, Eni Aryani menaruh perhatian pada kain-kain tradisional. Akhir tahun 2010, Eni mulai mengembangkan bisnis Wastraloka. Sebuah brand yang memproduksi produk kerajinan tangan dari bahan kain batik lawas. Kain koleksi tersebut diaplikasikan pada dompet, tas, dan pouch. kemudian mulai mengaplikasikan lukisan batik tersebut ke berbagai barang, mulai dari mug kaleng, kayu, nampan, hingga anglo (kompor tradisional). Modal awalnya sekitar lima juta rupiah untuk dibelikan bahan baku, seperti mug kaleng, kayu, dan cat akrilik.
Kini Eni mampu meraup omzet hingga puluhan bahkan ratusan juta setiap bulannya. Ia berhasil menyulap sampah seperti kaleng dan kayu bekas menjadi barang hiasan dan kerajinan tangan yang memiliki nilai jual yang tinggi.
Salah satu produk Wastraloka adalah kreasi kerajinan tangan yang mengaplikasikan beragam wastra Nusantara ke dalam berbagai bentuk benda yang unik dan khas Indonesia. Ada juga berbagai kreasi kerajinan dari limbah kayu dengan berbagai desain mengagumkan, berkesan vintage, serta out of the box. Hasil kerajinan tangan lainnya adalah kerajinan tangan berciri ragam budaya Indonesia berupa berbagai bentuk kaleng. Kaleng tersebut yang dilukis dengan berbagai jenis motif batik dan wastra Nusantara lainnya yang menarik, unik dan lucu. Cocok untuk dijadikan sebagai sovenir, kado, tempat permen/kue/coklat, hiasan pajangan, dan sebagainya.
Dewi Tanjung Sari
Latar belakang kehidupan keluarga yang sangat sederhana tidak membuat Dewi Tanjung Sari berkecil hati. Keadaan semakin sulit bagi keluarga Dewi Tunjung Sari ketika sang Ayah meninggal saat Dewi masih bayi. Sejak itu yang menjadi tulang punggung di keluarga dewi adalah ibunya. Ibu Dewi bekerja menjadi pembantu rumah tangga demi mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.
Dewi Tanjung Sari mengambil Diploma di Universitas Brawijaya dan lulus pada tahun 2003 lalu.Pada masa kuliah inilah Dewi mulai mempunyai inisiatif untuk berkreasi menggunakan daun-daun kering. Ia mulai mengambil daun kering yang berjatuhan di halaman kampus untuk ia jadikan bahan kerajinan. Dari daun yang ia punguti di halaman kampusnya tersebut, lalu kemudian ia proses untuk dijadikan sebuah karya kerajinan tangan yang bernilai.
Dewi Memulai Usaha
Ia bisa membuat daun karing menjadi pigura foto, kotak pensil, undangan dan kreasi kerajinan yang lain. Dengan modal Rp. 50.000 ia berhasil membuat beberapa kreasi yang kemudian ia jual pada rekan sekampusnya. Bahkan suatu ketika produk buatan Dewi habis terjual di ajang pameran kerajinan di kampusnya. Tahun 2005 usaha Dewi berkembang begitu pesat. Dewi mulai bisa mengembangkan bisnisnya dan bahkan produknya bisa menembus pasar internasional. Produ hasil kerajinannya dipasarkan di Australia, Malaysia, Hongkong dan bahkan sampai Jerman. Omzet yang ia dapatkan dari menjalnkan bisnis ini mencapai puluhan juta kala itu.
Sejak tahun 2008 Dewi menerapkan sistem franchise yang ternyata begitu menarik dan membuat masyarakat melirik usaha souvenir ini. Sebagian mitranya adalah dulunya sebagai pelanggan tetap dari Dewi sendiri. Saat ini mitra dari De Tanjung, nama usaha yang dibangun Dewi sendiri tersebar di berbagai daerah. Mulai dari Malang, Bontang, Palu, Bekasi, Cirebon dan bahkan sampai dai Papua pun juga ada. Pada tahun 2008 ia berhasil meraih omzet Rp. 650 juta, kemudian tahun berikutnya meningkat menjadi Rp. 935 juta. Bahkan pada tahun 2010 ia berhasil meraih omzet sebesar Rp. 1,1 miliar.
Nah itu tadi 2 dari sekian banyak Pengusaha Kerajinan Tangan Indonesia yang sukses. Pada kesempatan berikutnya aku akan bahas lagi tentang Pengusaha Kerajinan Tangan Indonesia yang sukses lainnya.
Tonton Videonya :Â Pengusaha Kerajinan Tangan Indonesia yang Sukses #1 – Wastraloka dan De Tanjung
Baca Juga : Industri Kerajinan Indonesia Menyerap 1,32 Juta Tenaga Kerja
Untuk mengetahui contoh kerajinan tangan lainnya klik link : Mariberkarya.
Kami Percaya bahwa Orang Indonesia Memiliki Kreativitas untuk Membuat Karya yang Berkualitas.
Tetap Belajar, Terus Berkarya dan Selalu Bersinergi.
Mariberkarya, Ini Karya Kita