
Daun kering yang gugur merupakan hal yang menyebalkan bagi kita. Kita harus menmbersihkannya namun akan ada daun yang jatuh lagi. Tapi bagi para pengrajin terutama pengrajin daun, hal itu malah berguna bagi mereka. Para pengrajin bisa menggunakan itu sebagai bahan utama mereka dalam membuat produk kerajinan tangan yang bernilai jual tinggi. Bahkan ada pengrajin asal Surabaya, Indonesia yang bisa membawa Kerajinan dari Daun Kering Sukses Hingga ke Eropa. Siapakah orangnya ? yuk baca lebih lanjut.
Pengrajin Daun Sukses Kriya Daun 9996
Siti Retnanik adalah salah satu pengrajin yang bisa sukses dengan mengolah daun. Dengan ketekunannya mengolah daun menjadi berbagai macam produk kerajinan, dia mampu merambah pasar Internasional. Dia banyak mengikuti pameran kerajinan di luar negeri seperti di Jerman dan Belanda. Berkat pengalamannya juga, Siti Retnanik sering diundang ke berbagai kota di Indonesia untuk berbagi pengalaman. Dia juga pernah memberikan pelatihan kepada 600 lebih guru guru sekolah dasar di surabaya. Harapan dia adalah semakin banyak pengrajin di Indonesia terutama yang memanfaatkan daun kering. Semakin banyak pengrajin daun sukses dari Indonesia.
Kisah Awal Kriya Daun 9996
Kisah suksesnya ini tidak terlepas dari peran orang yang dicintainya yaitu Heri Wibawanto yang menjadi suaminya. Namun Heri telah meninggal pada tahun 2005 silam. Heri mempunyai latar belakang pertanian dan juga dulunya bekerja di Dinas Perkebunan Provinsi Jatim. Pengetahuannya tentang tumbuhan dan daun sudah tidak diragukan lagi. Dia juga punya hobi mercocok tanam di halaman belakang rumahnya. Hari merupakan orang yang pada awalnya mempunyai semangat untuk membuat kerajinan dari daun-daun kering ini.
Saat itu Hari sering mengumpulkan sampah dedaunan yang berguguran. Daun tersebut diawetkan dengan cara menyimpannya di antara lembaran-lembaran buku. Proses tersebut disebut sebagai proses herbarium. Sebenarnya hal tersebut membuat Retnanik marah. Sebagai ibu rumah tangga ia sangat konsern dengan kebersihan. Daripada membuat rumah menjadi kotor, lebih baik daun itu dibuang. Namun Hari tidak menggubrisnya. Setelah melihat sebuah pameran kerajinan jagung yang diawetkan, Hari mulai membuat kerajinan yang sama namun dengan menggunakan daun.
Dianggap Aneh
Pada saat Heri menemukan inspirasi untuk membuat kerajinan dari daun yang dikeringkan, banyak yang menganggapnya aneh. Orang pertama yang memarahinya tentu saja adalah Retnanik sang istri. Retnanik bahkan sempat mau mengusir suaminya jika hobi anehnya itu diteruskan. Saat itu memang masih belum ada pengrajin yang memanfaatkan bahan dasar daun kering untuk kerajinannya. Mungkin karena itu hobinya itu dianggap aneh bagi sebagian besar orang. Heri adalah seseorang yang tangguh dan tidak mudah menyerah. Dia mengatakan kepada istrinya bahwa suatu saat daun-daun ini akan berubah menjadi uang.
Hari berusaha dengan keras untuk membuat kerajinan dari daun tersebut. Mulai dari bereksperimen tentang cara mengeringkan dan mengawetkan daun. Hingga mencdoba berbagai daun untuk membentuk sebuah gradasi warna. Saking gigihnya, hari bahkan mencoba berbagai bahan kimia untuk mengawetkan daunnya. Berbagai hal pernah dialaminya. Mulai dari ledakan di atas kompor, ember plastik yang meleleh dan sebagainya. Pada suatu saat Hari bertemu dengan salah seorang dosen kimia ITS. Dari situ Hari menemukan formula yang tepat untuk mengawetkan daunnya.
Produksi Pertama
Setelah mengetahui caranya, Hari & Retnanik mencoba untuk membuat produk yang pertama. Tanggal 9 September 1996 merupakan awal produk pertama dibuat. Makanya nama usaha kerajinan mereka adalah Kriya Daun 9996. Angka 9996 diambil dari tanggal 9 bulan 9 tahun 96. Mereka membuat kotak tisu dengan bahan karton yang dilapisi daun kupu-kupu. Karyanya ini sudah dipatenkan di Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual. Alawalnya produk mereka ditawarkan di kampung dan sekitar kelurahan. Karena banyak yang suka, mereka mulai untuk membuat berbagai macam kerajinan daun dan menjualnya. Banyak pesanan tidak hanya datang dari warga sekitar, namun juga dari berbagai daerah di Indonesia hingga Luar Negeri.
Jatuh dan Bangkit
Dalam kesuksesan mereka, ternyata tidak selamanya mulus. Bukan bisnisnya tapi orang yang paling dia sayangi. Tahun 2005 Heri meninggal akibat serangan jantung. Tentu saja Retnanik sang istri menanggung kesedihan yang sangat mendalam. Usaha yang selama ini dibangun tidak dilanjutkan lagi. Selain karena masih dalam keadaan berduka, dia juga belum sepenuhnya menguasai teknik pembuatan kerajinan tersebut.
Setelah merenungi semuanya, Retnanik memutuskan untuk bangkit dan belajar. Dia tau harus meneruskan usaha yang susah payah dibangun suaminya untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Apalagi dia harus menanggung 3 anak. Kesungguhan dan ketekunannya membawanya bangkit kembali. Keseriusannya juga ditunjukkan dengan mengajukan pinjaman ke salah satu BANK untuk menjalankan usahanya. Uang itu dia gunakan untuk membeli bahan kerajinan dan membayar gaji karyawan. Berkat kerja kerasnya, Retnanik saat ini memiliki omset berkisar antara Rp50Juta – Rp75 juta per bulan.
Nah itu tadi sedikit cerita tentang Pengrajin Daun Sukses. Masih banyak pengrajin yang sukses dari Indonesia lainnya. Kita bisa saling memberikan Inspirasi untuk sama-sama berjuang dalam meraih kesuksesan.
Baca Juga : Sentra Kerajinan Kulit Tanggulangin
Untuk mengetahui produk-produk kerajinan tangan lainnya klik link : Mariberkarya.
Kami Percaya bahwa Orang Indonesia Memiliki Kreativitas untuk Membuat Karya yang Berkualitas.
Tetap Belajar, Terus Berkarya dan Selalu Bersinergi.
Mariberkarya, Ini Karya Kita.