D’Russa, Omzet 4,8M hanya dengan modal 50 Ribu

Omzet 4,8M hanya dengan modal 50 Ribu - Rusdi Raisa Owner dari D'Russa

D’Russa – Jika bagi sebagian besar anak muda selembar uang Rp 50 ribu hanya cukup untuk uang jajan sehari atau untuk membeli paket pulsa internet, maka lain halnya bagi seorang Rusdi Raisa. Hanya dari selembar uang Rp 50 ribu Rusdi memulai usaha kerajinan tangan D’Russa.

Awal Mula D’Russa

Suatu saat Rusdi memesan satu sarung ponsel dari perajin produk kulit. Ternyata banyak orang yang menyukai produk tersebut. Dari situ, terbersitlah ide untuk menjalankan usaha dengan memproduksi sarung ponsel. Bermodal 50 ribu rupiah, dia memulai membuat kerajinan tangan sarung ponsel dari limbah kulit. Pada awalnya Rusdi sempat kesulitan untuk membeli lembaran kulit dengan modal yang sedikit. Harga kulit lembaran adalah Rp 12 ribu per kaki. Tapi dia tidak patah semangat hanya dengan hal itu. Rusdi akhirnya memutuskan untuk membeli limbah kulit sebanyak 2 kg dari sisa-sisa pengrajin kulit di Garut, Jawa Barat. Limbah kulit itu ia beli dngan harga hanya Rp 20 ribu. Sisa modalnya dia gunakan untuk membeli peralatan, seperti lem dan jarum.

Limbah Kulit Jadi Produk Fashion Berkelas

Agar bisa mengolah limbah kulit, Rusdi tidak bisa belajar sendiri. Dia belajar membuat sarung ponsel dari perajin kerajinan kulit yang kebetulan adalah temannya sendiri. Setelah sebulan menimba ilmu, Rusdi sudah bisa memproduksi tempat ponsel sendiri. Dia mengatakan, limbah kulit itu bisa dibuat menjadi sarung telepon seluler sebanyak 70 unit. Produk ini berbeda dari produk sejenis yang beredar di pasaran karena dijahit menggunakan benang kulit.

Sejak saat itu Rusdi mulai usaha kecil-kecilan sebagai produsen dan penjual tempat ponsel dari bahan baku kulit. Memilih usaha pembuatan produk dari bahan baku kulit ini karena Rusdi memang sejak dulu menyukai barang-barang dari produk kulit.

Perkembangan D’Russa

Hasil kerajinan tangan Rusdi laris manis dibeli oleh teman-teman di kampusnya. Pria yang hobi memancing ini meraup keuntungan lebih dari Rp 1 juta. Rusdi membubuhi merek D’Russa untuk produknya, yang merupakan singkatan dari nama panjangnya, Rusdi Raisa. Agar mencitrakan merek yang keren, dia menyematkan kata D di depan Russa.

Rusdi kemudian mengembangkan varian produk D’Russa yang lain seperti tas, dompet, jaket, dan aneka aksesori lain. Harganya berkisar dari Rp 100 ribu hingga Rp 6 juta. Dengan usaha itu Rusdi bisa meraih omzet rata-rata Rp 400 juta setiap bulan. Nilai itu setara dengan Rp 4,8 miliar per tahun. Rusdi Raisa memiliki kreativitas yang tinggi dalam mengembangkan bisnis kerajinan kulit premium.

D’Russa Mulai Eksis di Mancanegara

Kini produk D’Russa sudah tidak mengandalkan limbah kulit lagi. Bahan yang digunakan saat ini adalah kulit lembaran berkualitas premium. Rusdi mampu memproduksi tas, dompet, jaket dan aneka macam aksesori kulit untuk pasar ritel dan korporasi. Menurutnya, tas dan dompet adalah produk yang paling disukai oleh pelanggannya.

Salam satu cara Rusdi untuk mempromosikan dan mendongkrak merek D’Russa adalah dengan mengikuti pameran. Rusdi sering mengikuti berbagai pameran dalam negeri dan internasional. Beberapa pameran yang diikutinya antara lain Inacraft, Trade Expo Indonesia, Hanoi Gift Show di Vietnam, Fukuoka Gift Show dan Tokyo Gift Show di Jepang, serta pameran di berbagai pusat perbelanjaan.

Target Market D’Russa

Salah satu target market D’Russa adalah kota-kota besar di Indonesia untuk perusahaan untuk pengadaan merchandise, dan beberapa negara seperti Australia, Jepang dan Kanada.

Beberapa perusahaan yang pernah memesan produk D’Russa adalah PT Tugu Pratama Indonesia, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Dimension Data, PT Ahendo Inti Perdana, PT Bakrie Pipe Industries, PT Sari Husada, serta instansi pemerintahan, seperti Kementerian Keuangan dan Kementerian Sekretariat Negara. Tak hanya itu, D’Russa juga mendapat pemesanan dari sejumlah merek yang memercayakan produksinya ke D’Russa.

Keunggulan produk D’Russa adalah menggunakan kulit berkualitas premium dengan harga terjangkau yang diolah di rumah produksi milik D’Russa. Keaslian, kualitas dan desain klasiknya dijamin karena dijahit oleh penjahit berpengalaman.

Target Market D’Russa

Untuk memenuhi pemesanan konsumen, Rusdi mengandalkan suplai bahan baku dari penyedia kulit di Jawa Barat. Setiap bulan, rata-rata kebutuhan kulit lembaran yang dibutuhkan Rusdi sebanyak 4 ribu-7 ribu kaki. “Dari jumlah itu, sebanyak 70% berasal dari kulit sapi, 20% kulit kambing, dan sisanya kulit ular, kerbau, buaya dan kanguru,” ujarnya. Proses produksi dikerjakan oleh 30 pegawai D’Russa.

Tidak ada yang Instan

Sebelum mendapatkan semua kesuksesan itu, Rusdi harus rela untuk berjuang dan tertatih di fase awal dalam usahanya. Dia pernah tertipu, tidak dibayar, membayar ganti rugi, atau produknya dihina konsumen. Dia pernah membayar ganti rugi sebesar Rp 24 juta kepada konsumen karena tak sanggup memenuhi pemesanan dalam jumlah besar. Rusdi terpaksa menjual barang pribadinya, seperti sepeda motor, untuk menutupi kerugian itu. Usahanya pun nyaris bagkrut pada saat itu. Namun, pengalaman yang tak mengenakkan itu dianggapnya sebagai guru bisnisnya.

So, Bagi teman-teman pengrajin yang sedang berusaha. Mengalami kesedihan, ditipu, dihina, dikhianati, tidak dihargai. Jangan pernah menyerah, anggap itu semua adalah guru yang menguatkanmu. Jika kamu berhenti, maka habislah sudah. Ingatlah bahwa Tuhan hanya akan memberikan karunianya kepada orang yang memang pantas menerimanya. Lewati itu semua dan pantaskan dirimu untuk menerima hasilnya.

Baca Juga : Pengusaha Kerajinan Tangan yang Sukses #1

Untuk mengetahui produk-produk kerajinan tangan lainnya klik link : Mariberkarya.

Kami Percaya bahwa Orang Indonesia Memiliki Kreativitas untuk Membuat Karya yang Berkualitas.
Tetap Belajar, Terus Berkarya dan Selalu Bersinergi.
Mariberkarya, Ini Karya Kita

Mulai mengetik pencarian Anda diatas dan tekan enter untuk mencari. Tekan ESC untuk batal.

kembali ke Atas