
Dhowo Art adalah salah satu usaha Kerajinan Lampu Hias untuk dekorasi dari Indonesia yang sukses hingga ke Pasar Eropa. Kalau kamu dari daerah jawa yang sehari hari selalu menggunakan bahasa jawa pasti tau artinya Dhowo. Tidak heran karena penemu atau pemilik dari Dhowo Art ini adalah orang Jawa. Yully Widianto adalah pengrajin lampu dari Yogyakarta yang menjadi dalang di balik suksesnya Dhowo Art. Dengan modal hanya 6 juta rupiah, Yulli berhasil memasarkan karyanya hingga ke Eropa dan meraih omset lebih dari 100 juta rupiah per bulan. Sebuah bisnis yang sukses tidak ada yang begitu saja meraih kesuksesannya tanpa hambatan sedikitpun. Sama seperti bisnis kerajinan lampu yang digeluti Yully ini. Banyak sekali halangan dan rintangan yang telah dilewati oleh Yully sampai saat ini.
Asal Mula terbentuknya Dhowo Art
Yully Widianto adalah salah satu orang yang menyukai seni. Dia juga lahir dari keluarga pecinta seni. Sejak kecil ketertarikannya terhadap seni sudah terlihat. Saat dia masih sekolah, Yully sering mendatangi toko buku dan mencari dan melihat lihat buku tentang seni dan desain interios. Dia juga suka melihat lihat gambar di internet tentang seni interior rumah. Hobinya tentang seni dan desain membuatnya selalu haus akan ilmu seni. Karena kesukaannya pada seni dan desain Yully memutuskan untuk menjadi mahasiswa design di Modern School of Design (MSD) di Yogyakarta. Yully sebenarnya sama dengan mahasiswa lain pada umumnya yang mengambil kuliah untuk mencari ilmu agar nanti bisa mendapatkan kerja di tempat yang baik.
Di tengah perkuliahannya, dia harus mengalami masa masa pahit. Dia memutuskan untuk berhenti kuliah di MSD karena terkendala masalah biaya. Akhirnya untuk bertahan hidup, dia mulai mencoba untuk membuat usaha sendiri. Dengan berbekal ilmu dan pengalaman desain selama menjadi mahasiswa dulu, Yully membuat usaha desain interior yang diberi nama Dhowo Art. Saat kuliah Yully sempat mempunyai gallery kecil di dekat rumahnya. Dia pernah menjual lukisan dan jaket hasil karyanya itu di Malioboro, Yogyakarta pada tahun 1996 -1997. Jadi kalau kamu pernah ke Malioboro pada tahun itu, pasti pernah bertemu atau bahkan membeli hasil karyanya Yully. Karena peminatnya sangat banyak, Yully berfikir untuk mengikuti pameran seni di beberapa tempat. Itulah yang menginspirasinya untuk membuat Usaha di bidang interior.
Perjalanan Dhowo Art
Berkat kerja keras dan kegigihannya Yully bisa mendapatkan pinjaman modal dari BUMN. Dengan modal 6 juta rupiah yang merupakan hasil dari pinjaman BUMN dan hasil jualan lukisan id memulai usahanya. Yully mulai memproduksi beberapa produk interior seperti lampu, meja, kursi, cermin, dan sebagainya. Produk yang menjadi andalannya adalah Lampu hias Dekorasi yang ia sebut dengan Lampshades dan lampstand. Produk produk Yully memiliki keunikan dan kualitas yang lebih berkat keterampilan dan ide kreatifnya. Pada awal pembuatan produk produk interiornya, Yully membeli bahan baku seperti pasir pantai, serbuk batu, pasir besi, bambu, rotan, kayu jati, kerang simping dan sebagainya. Ia menggunakan uang yang modalnya itu untuk membeli bahan baku itu. Ia juga membeli menggunakan kayu manis, biji aren dan sebagainya untuk aksesoris atau hiasan agar produknya terlihat indah.
Setelah berhasil membuat beberapa produk, dia kemudian langsung menjualnya. Salah satu strategi penjualan yang dia pakai adalah mencoba untuk bekerjasama dengan galeri. Meskipun pada awalnya dia yakin dengan produknya, pada akhirnya Yully ditolak juga oleh beberapa galeri di Jakarta. Ada juga beberapa gallery yang sudah untuk melakukan pembayaran, sehingga banyak pembayaran yang tertunda. Namun hal itu tidak membuatnya menyerah. Dia tetap semangat untuk memasarkan produknya dengan cara lain. Salah satu cara yang dia lakukan adalah dengan mengikuti pameran baik di dalam maupun di luar negeri. Dari beberapa pameran yang dia ikuti, Yully mulai mendapatkan beberapa klien yang mulai memesan produk darinya.
Kesuksesan Dhowo Art
Yully memiliki produk yang unik dan berbeda dari yang lainnya berkat kreativitas dan kecintaannya terhadap seni. Salah satu contohnya adalah lampu hias buatannya memiliki bentuk, ukuran dan warna yang berbeda dari lampu pada umumnya. Oleh karena itu banyak dari pembelinya seperti kafe, restoran, hotel dan sebaganinya senang dan puas dengan produk-produknya. Rata rata pemesanan lampu dari pembeli korporasi mencapai 300 – 500 unit per bulannya. Selain dari beberapa korporasi di Indonesia, produk Dhowo Art juga banyak mendapatkan pesanan dari luar negeri seperti beberapa negara di Asia, Eropa dan Timur Tengah. Untuk memenuhi pesanan yang datang dari luar negeri tersebut, Yully bekerjasama dengan beberapa UKM lainnya. Harga jual produk Dhowo Art ke pelanggan berkisar antara Rp 150.000 hingga Rp 1,5 juta per unit. Harga yang dia pakai tergantung dari bahan baku dan ukuran serta kesulitan pembuatan produk.
Untuk mengerjakan pesanan baik dari dalam maupun dari luar negeri, dia membuat rumah produksi di Nitikan, Umbulharjo, Yogyakarta. Selain itu Yully juga membuka showroom di Jl Gejayan, Yogyakarta untuk memperkenalkan hasil karya yang pernah dibuatnya kepada masyarakat baik lokal maupun pendatang. 2 tempat itu memiliki gudang tersendiri untuk menyimpan seluruh produk hasil karyanya. Dengan dibantu oleh 8 orang pegawai, Yully bisa memproduksi 300 hingga 500 unit produk tergantung pesanan yang datang. Jika sedang tidak ada pesanan, biasanya Yully membuat dua unit lampu dengan model yang sama untuk persediaan yang akan dipajang di showroom miliknya. Hasil penjualan di showroom dan pesanan dari korporasi baik di dalam maupun luar negeri, Dhowo Art bisa meraih omset lebih dari 100 juta rupiah per bulan.
Inspirasi Buat Kamu
Itulah sedikit cerita Inpsiratif dari Yully Widianto pemilik dari Dhowo Art. Yully membuktikan setiap orang punya hak untuk sukses tidak masalah seberat apapun rintangan yang dihadapi. Kepercayaan, hobi dan kecintaannya terhadap seni yang menjadi semangat untuk tidak pernah menyerah dan membuatnya meraih kesuksesan. Masih banyak lagi pengrajin Indonesia yang sukses lainnya yang bisa kamu jadikan Inspirasi. Semua ini bukan hanya cerita yang dibuat buat, tapi ini adalah kisah atau cerita nyata dari pengrajin itu sendiri. Hanya saja media media di Indonesia tidak meliput dan mempublikasikannya. Bagi kamu yang memang mencintai seni atau memiliki hobi kerajinan tangan, lanjutkan karena suatu saat kamu bisa jadi salah satu pengrajin sukses seperti mereka.
Baca Juga : Pengusaha Kerajinan Tangan Indonesia yang Sukses #1
Untuk mengetahui produk-produk kerajinan tangan lainnya klik link : Mariberkarya.
Kami Percaya bahwa Orang Indonesia Memiliki Kreativitas untuk Membuat Karya yang Berkualitas.
Tetap Belajar, Terus Berkarya dan Selalu Bersinergi.
Mariberkarya, Ini Karya Kita.